Rabu, 13 Juli 2011

Kalau Kita Menderita Endometriosis

Endometriosis, seperti yang sudah dibahas di Artikel lalu, ditandai dengan rasa sakit yang hebat pada saat menstruasi, yang terjadi karena tumbuhnya jaringan endometrium yang disebut endometrial implant di luar rahim. Penyakit yang dapat menimpa perempuan dari berbagai usia termasuk para remaja ini memang sangat berat bagi siapapun penderitanya. Namun bagi para remaja, hal ini bisa terasa lebih berat, karena remaja juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan tubuh, emosi dan menghadapi tekanan sosial. Padahal, endometriosis bisa mempengaruhi aktivitas sosial kita. Kadang-kadang guru ataupun teman tidak mau mengerti mengapa kita sering bolos (beberapa bahkan mungkin akan menganggap kita manja), sedangkan kita terlalu malu untuk menjelaskan yang satu ini kepada mereka.

Walaupun tidak semua rasa sakit hebat pada saat menstruasi menandakan endometriosis, kita tetap harus mewaspadainya. Cara terbaik untuk menangani hal ini adalah dengan memeriksakan diri ke dokter begitu terdapat gejala-gejala yang mungkin menandakan adanya endometriosis. Untuk membantu kita menerangkan kepada dokter dan perawat tentang keluhan kita, kita perlu mencatat jenis rasa sakit (apakah tajam, menusuk, terasa kebal atau kram?), di mana letak rasa sakit, berapa lama dan berapa parah serta apakah kita sudah melakukan sesuatu untuk mengatasinya (misalnya, minum obat penghilang rasa sakit datang bulan yang dijual bebas? Apakah hal ini mengurangi rasa sakit?)

Hal pertama yang akan dilakukan oleh dokter adalah mendiagnosa keadaan kita. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah kita menderita endometriosis atau tidak adalah dengan melakukan prosedur pembedahan ringan yang disebut laparoskopi. Setelah pasien dibius, dokter menyayat perut di bawah pusar dan memasukkan laparoskop, yaitu semacam video kamera berukuran sangat kecil sehingga organ di perut bagian bawah bisa tampak. Selama prosedur ini, rongga perut dipenuhi dengan gas karbondioksida sehingga organ tubuh tampak kontras dan terlihat jelas. Laparoskopi ini membuat dokter bisa melihat apakah ada endometrial implant, dan bila memang ada, di mana dan seberapa parah.

Walaupun gejala yang kita alami menunjukkan kita mungkin menderita endometriosis dan laparoskopi merupakan satu-satunya jalan untuk memastikan, mungkin saja dokter kita tidak langsung mengambil tindakan ini. Setelah melakukan pemeriksaan dalam, mungkin dokter akan meminta kita menjalani tes darah atau bisa juga scanning untuk mengetahui daerah panggul dengan jelas, misalnya dengan USG atau MRI. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak adanya penyebab lain, seperti misalnya tumor. Mungkin pula dokter kita akan meminta kita menunggu dan mencatat gejala-gejala yang dialami. Selama itu, kita diberi obat pereda rasa sakit, dan diminta kembali apabila ternyata hal ini sama sekali tidak menolong. Dokter mungkin juga akan meresepkan kontrasepsi oral, karena pil kontrasepsi sudah terbukti mengurangi rasa sakit ketika haid, terutama yang berkaitan dengan endometriosis.

Ketika semua ini tidak membantu, dan dokter mencurigai adanya endometriosis, barulah ia melakukan laparoskopi. Apabila kita dipastikan menderita endometriosis, dokter juga akan memberi tahu stadium penyakit kita itu, yaitu dari stadium 1 yang paling ringan, sampai yang paling berat stadium 4 yang menunjukkan bahwa kondisi parah dengan implan di banyak tempat.

Endometriosis tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya bisa dikontrol. Pada beberapa situasi, pembedahan untuk membuang jaringan ini bisa menolong. Selama laparoskopi, dokter dapat membuang jaringan yang tumbuh ini dengan menyinarkan laser ke arahnya. Namun, bila jaringan tidak dapat diakses melalui sayatan yang kecil pada prosedur laparoskopi tadi, perlu dilakukan pembedahan lagi dengan sayatan yang lebih besar.

Banyak perempuan yang terbebas dari rasa sakit setelah menjalani pembedahan. Namun pada beberapa orang lainnya, kasus ini kembali dialami lagi setelah beberapa saat, karena jaringan endometrial implant tersebut tumbuh lagi. Pil kontrasepsi seringkali juga diberikan setelah pembedahan, atau lebih sering dijadikan pengobatan utama untuk mengatasi endometriosis. Pil kontrasepsi ini bekerja dengan mencegah pelepasan hormon gonadotropin yang menyebabkan terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur, sehingga kita tidak mengalami ovulasi. Bila ovulasi tidak terjadi, maka baik lapisan dinding rahim maupun endometrial implant tidak perlu menebal, sehingga rasa sakit pun tidak muncul.

Pengobatan lain yang direkomendasikan untuk mengatasi endometriosis biasanya bekerja untuk menyiasati hormon dan jaringan endometrium tadi. Beberapa obat yang paling baru berbentuk semprotan maupun suntikan berfungsi untuk memblokade hormon gonadotropin. Beberapa hormon seperti hormon androgen juga bisa membantu, tapi biasanya dokter tidak akan memberikan ini kepada remaja karena masa pubertas atau perkembangannya belum selesai.  Hal yang seringkali direkomendasikan oleh dokter adalah perbaikan gaya hidup, seperti makan makanan yang bergizi seimbang dan sehat, olah raga dan instirahat cukup, serta beberapa teknik relaksasi, seperti yoga ataupun meditasi.

Kenyataan bahwa sampai sekarang endometriosis ini belum dapat disembuhkan, seringkali membuat penderitanya merasa tertekan. Bayangan bahwa penyakit ini akan menghantui seumur hidup bisa membuat penderita mengalami stress karena tidak tahu apakah keadaan akan membaik atau memburuk dengan berlalunya waktu. Selain itu, pada beberapa kasus, endometriosis bisa membuat perempuan kesulitan memiliki anak.

Namun, dengan makin banyaknya kasus, ada juga sisi baiknya. Dewasa ini makin banyak dokter yang waspada dan menaruh perhatian khusus terhadap keberadaan endometriosis. Karena itulah, begitu ada gejala, kita sebaiknya segera memeriksakan diri sebelum endometriosis ini menyebar dan mengurangi kemungkinan hamil dan melahirkan kelak. Banyak perempuan penderita endometriosis yang menjalani perawatan sehingga dapat mengontrol rasa sakitnya dan tetap aktif. Kuncinya adalah tidak mudah putus asa, dan bekerja sama dengan dokter yang mengerti dengan baik masalah endometriosis ini, serta bersimpati terhadap kebutuhan pribadi kita serta menaruh perhatian untuk merawat kondisi ini.

Selain itu, banyak membaca dan menggali informasi seputar endometriosis akan membantu kita memahami keadaan tubuh kita. Buku-buku dan internet bisa dijadikan sumber informasi yang sangat bermanfaat. Seperti biasa, kita tinggal perlu ketik “endometriosis” di search engine andalan kita, maka bermunculanlah segala informasi seputar itu yang bisa kita pilih. Banyak support group di internet yang selain menjadi sumber informasi juga bisa kita jadikan sarana untuk bertukar pengalaman dengan sesama penderita. Bahkan beberapa situs juga mengajarkan teknik relaksasi ketika kita sedang diserang rasa sakit.

Bagi yang memiliki teman atau keluarga yang menderita endometriosis, mudah-mudahan Artikel Curhat kali ini bisa membuat kalian lebih sensitif dan berempati kepada mereka, serta tahu bagaimana memberikan saran apa yang sebaiknya dilakukan.
Guntoro Utamadi dan Paramita Muljono

( Dapatkan CD terapi gelombang otak athletic performance,klik link di bawah ini.....)

Label: , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda