Rabu, 13 Juli 2011

Homoseksualitas

Homoseksualitas di negara Barat abad ini biasanya mengandung arti tindakan seksual yang dilakukan oleh individu dengan jenis kelamin yang sama. Telah ada dan terus berlanjut suatu kepercayaan bahwa seorang individu termasuk homoseksual atau heteroseksual, dalam cakupan orientasi dan perilaku seksual mereka.

Kenyataannya, banyak individu melakukan berbagai jenis tindakan seksual pada berbagai tahap kehidupan mereka. Walau ada individu yang selalu dalam hidupnya terlibat dalam perilaku seksual dengan pasangan yang berbeda atau sama jenis kelaminnya, yang lain mungkin memperlihatkan pola biseksual yang mencakup berbagai derajat perilaku seksual dengan pasangan yang sama atau berbeda jenis kelaminnya.

Lebih lanjut lagi, seorang individu yang pada satu titik dalam hidupnya terlibat secara eksklusif atau mengutamakan perilaku dengan pasangan dengan jenis kelamin yang berbeda bisa terlibat dalam perilaku dengan pasangan yang berjenis kelamin sama secara eksklusif ataupun utama, pada titik waktu yang lain dalam hidupnya.

Pada penelitiannya yang kini sudah menjadi karya klasik tentang seksualitas pria dan wanita di masyarakat Amerika, Alfred C. Kinsey, seorang pelopor penelitian seksual, mengatakan bahwa manusia tidak bisa dikelompokkan dalam pembagian buatan seperti 'heteroseksual' atau 'homoseksual'. Kemudian, Michael Foucault, seorang filosofer dan psikologis Perancis mengatakan bahwa pembagian 'homoseksual' itu dibuat oleh segi sosial dan umurnya hanya 100 tahunan. Istilah itu baru digunakan dalam bentuk cetakan pada tahun 1926 di surat kabar New York Times.

Foucalt menekankan bahwa praktek sodomi telah berubah menjadi suatu kategori sosial yang eksplisit yang dikenal sebagai homoseksualitas. Istilah ini telah diterima dengan berbagai jenis cara, dari sejenis penyakit psikodinamik ke gaya hidup seksual alternatif yang dijalankan oleh individu sensitif dan cerdas yang biasa menyebut dirinya sebagai gay atau lesbian. Menurut bangun pandang sosial ini, homoseksualitas secara istilah tidak ada di jaman Yunani kuno atau masyarakat lain dimana perilaku jenis kelamin yang sama dalam berbagai bentuk biasa terjadi. Bahkan di jaman Yunani kuno tidak ada istilah 'homoseksual' atau 'heteroseksual' walau perilaku dengan jenis kelamin yang sama bukan hanya dilakukan, tapi dianjurkan. Perilaku dengan pasangan jenis kelamin yang sama ini termasuk hubungan oral dan kelamin, hubungan anal, masturbasi bersama, memeluk, mencium, menggosok, dan berbagai kegiatan lain. Dengan kata lain, hampir semua kegiatan seksual yang biasa dilakukan oleh mereka dengan pasangan berjenis kelamin berbeda.

Bukti antar budaya mengatakan bahwa perilaku dengan pasangan berjenis kelamin yang sama bisa dipandang berbeda tapi bukan merupakan kesalahan moral atau ketidaknormalan psikologis. Bahkan pada beberapa kelompok seperti di Sambia atau kepulauan Papua Nugini, mereka memiliki jenis kegiatan homoseksualitas yang di institusi secara sosial dan diakui, dimana pria dewasa terlibat dalam kegiatan dengan pasangan berjenis kelamin sama - seperti felasio - sebelum menikahi wanita dan membesarkan keluarga. Beberapa pria bisa memilih membatasi perilaku mereka terhadap pasangan yang sama jenis kelaminnya setelah akil balik dan beberapa pria yang sudah menikah kadang-kadang ikut dalam perilaku seksual sesama jenis.

Sebaliknya, psikologi dan ilmu kesehatan jiwa Barat, paling tidak baru-baru ini, biasanya memasukkan kegiatan dengan sesama jenis ini sebagai tidak normal dan merupakan hasil dari sosialisasi jenis kelamin yang tidak patut. Walau Freud mengatakan bahwa manusia lahir dengan perilaku biseksual yang sesuai dengan waktu dan dipengaruhi oleh kebudayaan, perkumpulan ahli kesehatan jiwa Amerika sampai tahun 1973 mengatakan bahwa homoseksualitas adalah suatu penyakit perilaku. Perkumpulan itu mencabut pendapatnya tentang homoseksualitas sebagai ketidaknormalan pada tahun 1974, dan sekarang bertahan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang bisa menunjukkan keefektifan Terapi Otak mana saja yang mencoba mengubah homoseksual menjadi heteroseksual. Di tahun 1994, Perkumpulan Medis Amerika, suatu organisasi yang biasanya konservatif, menghimbau 'jangan ada penghakiman tentang orientasi seksual dari dokter ke pasien'.

Walau penyebab homoseksualitas sebagai orientasi seksual masih kontroversial, banyak peneliti seks yang percaya bahwa itu disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor-faktor sosiokultural dan biologis. Walau bukti masih belum cukup, ada petunjuk bahwa beberapa individu memperlihatkan kecenderungan biofisik yang lebih besar untuk terlibat ke dalam tindakan dengan pasangan sesama jenis. Sebuah tim peneliti dari Institut Kanker Nasional yang meneliti 100 pria homoseksual menemukan bahwa paman dan sepupu pria sebagian besar dari mereka juga homoseks, dan hal ini menunjuk pada faktor keturunan. Dalam perbandingan DNA dari 40 pasang saudara yang sama jenis, diketahui bahwa hampir semua mempunyai tanda genetik di daerah Xq28 di kromosom X. Penelitian pada DNA 36 saudara lesbian tidak menunjukkan pola yang sama.

Mereka yang lebih menyukai perilaku sesama jenis sangat bervariasi gaya hidupnya. Walau kebanyakan diam atau merahasiakan orientasi seksual mereka karena berbagai alasan, yang lain memilih bersikap terbuka dan ikut serta dalam kelompok gay dan lesbian yang makin terlihat dan aktif secara politik baik secara domestik maupun internasional.

Walau pengertian tentang homoseksualitas makin meningkat, pandangan lama terhadap mereka yang menyenangi hubungan sesama jenis masih banyak. Tidak seperti pandangan kebanyakan orang bahwa homoseksual senang menjaring anak-anak atau orang dewasa yang tidak curiga ke arah perilaku seks sesama jenis, homoseksual - seperti juga heteroseksual - ternyata menemukan seksualitas mereka melalui proses kedewasaan. Kebanyakan individu yang terlibat dalam kegiatan sesama jenis dibesarkan dalam rumah kaum heteroseksual. Karena pola ketakutan akan sesama jenis atau sentimen dan perilaku anti homoseksual yang ada di masyarakat luas, banyak individu sesama jenis mengalami ambivalen kejiwaan atau tertekan dalam proses memahami seksualitas mereka. Remaja yang menunjukkan orientasi sesama jenis dilaporkan tiga kali lebih mungkin mencoba untuk bunuh diri dibanding rekan mereka yang berorientasi pada lain jenis. Ketakutan terhadap kaum homoseksual ini juga menimbulkan tingkat kekerasan yang tinggi dan diskriminasi terhadap gay dan lesbian, dan hal ini menimbulkan tingkat yang tidak proporsional akan alkoholisme dan pemakaian zat terlarang lain pada gay dan lesbian.

Berbeda dengan pandangan umum, hanya sedikit homoseksual di Amerika bisa dikategorikan selalu menempati posisi maskulin atau feminin dalam seks. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku homoseksual biasanya masuk dalam tiga kategori dalam frekuensi:

perilaku oral-genital, memeluk dan mencium

seks anal

tindakan alternatif seperti 'fisting' (dimana tangan, tapi bukan mengepal, dimasukkan ke rektum pasangannya).

Walaupun homoseksualitas biasanya dihubungkan dengan banci atau mengenakan pakaian lawan jenis, heteroseksual yang suka mengenakan pakaian lawan jenisnya juga sebanyak yang homoseksual. Lebih lanjut lagi pria homoseksual juga sama rawannya terhadap pedofilia (ketertarikan pada anak-anak) seperti pria heteroseksual. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa homoseksual bisa memiliki lebih banyak pasangan selama hidupnya dibanding heteroseksual. Tetapi banyak juga homoseksual yang membangun hubungan jangka panjang tanpa berganti pasangan. Dengan epidemi AIDS maka banyak homoseksual yang memilih gaya hidup yang menekankan hubungan dengan satu pasangan dibanding dengan banyak pasangan.

Wanita tampaknya kurang terlibat dalam kegiatan sesama jenis dibanding pria. Praktek hubungan sesama jenis antar wanita tampaknya lebih dapat diterima dalam beberapa masyarakat dan negara-negara dunia ke-3. Di beberapa masyarakat Afrika, wanita pedagang yang kaya bisa memutuskan untuk menikahi wanita dan bahkan membangun keluarga dengan mengambil anak atau bawahan pria yang dipercaya untuk menghamili istri mereka. Di India, beberapa wanita homoseksual memiliki peran yang diterima masyarakat sebagai pengikut dari dewi Hindu atau Sikh tertentu. Walau terdapat homoseksualitas wanita di semua masyarakat saat ini dan yang lampau, wanita yang terlibat dalam perilaku sesama jenis biasanya tidak begitu dihiraukan pada penelitian Barat. Kebangkitan gay dan lesbian baru-baru ini memiliki peran yang penting dalam merubah pandangan terhadap homoseksualitas.

(sumber: satunet.com, Tue, 20 Mar 2001 07:36:30, vclub dalam website Pria Dalam Cermin)

{ Dapatkan CD terapi gelombang otak untuk anak autis,klik link di bawah ini......}
Sumber : www.gelombangotak.com/terapi_anak_autis.htm

Label: , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda