Rabu, 13 Juli 2011

Endometriosis

Lilies (bukan nama sebenarnya) tadinya tidak merasa terlalu bermasalah dengan haidnya. Seperti juga yang dirasakan oleh teman-temannya, haid memang bukan masa yang menyenangkan karena selain harus ektra hati-hati menjaga jangan sampai tembus, haid juga kadang disertai dengan sakit perut atau kram ringan. Namun, hal ini belakangan berubah. Sudah beberapa bulan belakangan ini, setiap kali datang bulan, Lilies merasa sakit luar biasa sampai dia tidak bisa menjalankan aktivitas normal. Tidak jarang, dia bahkan harus bolos sekolah karena rasa sakitnya tidak tertahankan. Oleh ibunya, Lilies diajak ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dokter tersebut mendiagnosa Lilies menderita dysmenorrhea, yaitu rasa sakit berlebihan ketika haid, dan memberinya obat pereda rasa sakit untuk diminum saat haid.
Namun, keadaan Lilies tidak membaik. Dia bahkan merasakan sakit tidak saja pada saat menstruasi, tapi juga ketika tidak mens. Bahkan suatu siang ketika Lilies terpaksa bolos sekolah karena sakit perut, dia sangat kesakitan sampai pingsan. Sekali lagi ibunya mengajak Lilies kembali ke dokter. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, kali ini dokter menyimpulkan bahwa Lilies menderita endometriosis.

Endometriosis seringkali tidak mendapatkan perhatian serius baik dari penderitanya maupun oleh dokter yang memeriksa, karena seringkali rasa sakit pada saat menstruasi dianggap sebagai hal yang sudah selayaknya dialami setiap bulan. Sebetulnya, rasa sakit luar biasa yang membuat kita tidak dapat beraktivitas bukanlah hal yang dapat diabaikan begitu saja. Beberapa penelitian di negara-negara maju mengungkapkan bahwa setengah dari remaja yang mengalami rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat menstruasi menderita endometriosis.
Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang melapisi dinding rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan seksual atau tidak.

Untuk memahami masalah endometriosis ini, kita perlu memahami siklus menstruasi. Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan, untuk mempersiapkan diri menerima sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh saluran yang disebut tuba falopii atau saluran telur. Apabila telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka lapisan dinding rahim tadi luruh pada akhir siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah yang disebut dengan peristiwa menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan biasanya memerlukan waktu 28 sampai 30 hari sampai kembali lagi ke awal proses.

Dalam kasus endometriosis, walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi “imigran gelap” di rongga perut seperti sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di dalam rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial implan) ini juga akan merespon perubahan hormon dalam siklus menstruasi. Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal seperti saudaranya yang berada di tanah air. Namun, bila endometrium dapat luruh dan melepaskan diri dari rahim dan keluar menjadi darah menstruasi, endometrial implan ini tidak punya jalan keluar. Sehingga, mereka membesar pada setiap siklus, dan gejala endometriosis (yaitu rasa sakit hebat di daerah perut) cenderung makin lama makin parah.
Intensitas rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak dan banyaknya endometrial implan yang ada pada kita. Walaupun demikian, endometrial implan yang sangat kecil pun dapat menyebabkan kita kesakitan luar biasa apabila terletak di dekat syaraf.
Apa penyebab endometriosis?

Sampai saat ini para dokter belum mengetahui alasan yang pasti mengapa endometrium sampai dapat tumbuh di luar rahim. Sejauh ini hanya diketahui bahwa endometriosis banyak ditemui di kalangan perempuan yang keluarganya menderita endometriosis juga. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa endometrial implan dapat sampai keluar rahim.
Salah satu teori mengatakan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim. Teori lain mengatakan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru. Namun ada pula teori yang mengatakan bahwa beberapa perempuan memang terlahir dengan sel-sel yang ”salah letak”, dan dapat tumbuh menjadi endometrial implan kelak. Berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini dengan baik sehingga dapat menentukan cara yang tepat untuk mengobatinya.
Apa saja tanda-tanda dan gejala endometriosis?

Tanda paling umum adalah rasa sakit yang parah pada perut bagian bawah, bisa terasa sekali-kali maupun terus menerus, atau bisa juga terkait dengan masa menstruasi. Rasa sakit ini seringkali tidak tertahankan sehingga menyebabkan penderitanya tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasa, sehingga dia harus bolos pelajaran olah raga, atau bahkan bolos sekolah atau kuliah dan kegiatan lainnya. Rasa sakit ini sering kali menjadi lebih parah selama berolah raga, selama berhubungan seks atau sesudah pemeriksaan panggul.  Gejala lainnya bisa berupa menstruasi yang sangat berat, sakit punggung bagian bawah, sulit buang air besar, diare, atau merasa sakit bahkan mengeluarkan darah ketika buang air kecil. Edometrium implan ini juga bahkan dapat menekan organ tubuh yang membawa kotoran keluar dari tubuh, seperti kandung kemih, usus dan rectum.

Walaupun demikian, bila kita mengalami gejala-gejala di atas, tidak serta merta berarti bahwa kita mengalami endometriosis. Gejala ini juga mungkin disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya infeksi. Oleh karena itu, kita harus segera ke dokter dan menceritakan apa yang kita alami dengan lengkap dan jelas. Kalau sebelumnya kita belum pernah ke dokter ahli kebidanan dan kandungan (DSOG), inilah saat yang tepat untuk pergi.  Walaupun kram ringan beberapa hari sebelum dan selama menstruasi merupakan hal yang normal, rasa sakit hebat dan berkepanjangan harus diwaspadai, apalagi kalau sampai bikin kita nggak bisa melakukan kegiatan apapun. Apa saja yang harus kita persiapkan sebelum kita pergi ke dokter? Simak curhat minggu depan, yang akan mengupas lebih jauh tentang endometriosis dan apa yang sebaiknya kita lakukan kalau kita menderita endometriosis. Salam!

Guntoro Utamadi

{ Dapatkan CD terapi gelombang otak untuk menambah percaya diri ,klik link di bawah ini.......}
Sumber : www.gelombangotak.com/meningkatkan_percaya_diri.htm

Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda