Rabu, 27 Juli 2011

Seluk Beluk “si Anu”

Temen temen sekalian, kalau minggu kemarin kita banyak berdiskusi tentang selaput dara, sekarang giliran kita ngomongin “milik” cowok yang suka bikin penasaran ini, yaitu Penis. Selama ini pembicaraan mengenai organ satu ini suka enggak jelas dan terbuka, sehingga pengetahuan mengenai penis sering terbatas pada mitos, obrolan jorok, atau justru enggak pernah dibahas karena dianggap sangat tabu. Saking tabunya, bahkan untuk menyebutkan istilah yang sebenarnyapun, kita merasa enggak enak, dan menggantinya dengan kata ganti, misanya “anu”, “burung”, “titit”, dsb.  Padahal sebagai bagian dari tubuh kita sendiri kita perlu mengenalnya dengan baik , tahu fungsinya, dan bisa menggunakannya dengan bertanggung jawab.
Walaupun sering disebut dengan nama samaran atau aliasnya, penis banyak mendapatkan perhatian. Hal ini karena penis merupakan organ seksual yang sangat jelas terlihat karena bentuknya yang berada di luar tubuh. Selain itu, ia sering disentuh atau dipegang,misalnya pada saat seorang cowok mau buang air kecil.  Dan yang terpenting, penis merupakan organ seksual yang paling sensitif dari seorang laki-laki.

Karena banyaknya perhatian yang tercurah untuk si penis ini, ada kecenderungan dari para cowok untuk membandingkan milikya dengan milik cowok lain. Hal ini kemudian berakibat lebih jauh. Banyak pria dari berbagai golongan usia dan bangsa merasa nggak puas dengan penisnya. Ketidakpuasan ini menyangkut berbagai hal, mulai dari ukuran, warna, bentuk sampai fungsinya, baik untuk menyalurkan urine maupun air mani. Anehnya, biasanya ketidakpuasan ini lebih banyak muncul dari tiga hal yang pertama tadi, dan malah bukan karena fungsinya. Hal ini lagi-lagi disebabkan oleh adanya mitos-mitos yang sudah terlanjur melekat di benak kita. Untuk enggak terjebak pada kekhawatiran yang enggak perlu atau ketidaktahuan akan hal yang justru berbahaya, mari kita simak uraian, pertanyaan dan jawaban seputar penis berikut ini.

Penis terdiri atas dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Kepala penis lebih sensitif daripada batangnya, dan biasanya merupakan sumber kenikmatan seksual. Pada ujung kepala penis terdapat muara saluran kencing, dan juga merupakan pertanyaan para pemerhati curhat. Baik air seni maupun air mani disalurkan dari tubuh melalui saluran kencing ini. Dari lahir, semua penis memiliki lapisan kulit yang longgar yang menutupi kepala penis. Lapisan ini disebut kulup atau dalam Bahasa Inggris disebut foreskin. Kulup ini dapat ditarik ke belakang apabila si anak laki-laki atau pria dewasa hendak buang air kecil atau membersihkan penisnya.
Bagian dalam penis terdiri atas uretra dan dua jaringan yang disebut corpus spongiosum dan corpus cavernosa. Uretra ini menjalankan dua fungsi pokok yaitu untuk kencing atau buang air kecil dan ejakulasi. Pada saat buang air kecil, urine mengalir dari kandung kemih melalui saluran kencing. Uretra juga terhubungkan dengan sistem reproduksi, yang membawa air mani melalui penis. Keluarnya air mani dari uretra inilah yang disebut ejakulasi.

Batang penis terdiri atas jaringan yang disebut corpus spongiosum dan corpus cavernosa. Jaringan ini membentuk area yang berongga. Dalam keadaan normal, darah mengalir melalui jaringan ini dan sekitar area yang berongga tadi, yang tetap kosong. Akan tetapi apabila mendapat rangsangan seksual, otot-otot kecil di dalam jaringan tadi mengendur dan terbuka sehingga memungkinkan darah memenuhi daerah yang berongga tadi. Apabila hal ini terjadi, penis akan membesar dan mengeras. Hal inilah yang disebut ereksi.
 

Nah, setelah kita mengenal penis dari sedikit uraian tadi, sekarang marilah kita masuk ke masalah-masalah seputar penis yang paling sering dipertanyakan orang, terutama oleh para pembaca setia Curhat.

Tanya: Apakah semua penis harus disunat?
Jawab: selama ini orang melakukan sunat lebih banyak karena alasan agama dan kebersihan. Orang yang agamanya tidak mengharuskan ia disunatpun, banyak yang memilih untuk disunat karena menginginkan kebersihan. Memang dengan disunat, kebersihan penis dapat lebih mudah dijaga. Sunat merupakan operasi kecil yang bertujuan membuka kulup, sehingga kepala penis berada dalam keadaan terbuka. Alasan utamanya adalah mencegah penumpukan smegma, yaitu zat lengket berwarna putih yang seringkali berbau tidak sedap yang berasal dari lemak yang diproduksi tubuh yang bercampur dengan bakteri dan sisa-sisa urine.

Tanya: Berapa panjang penis yang normal?
Jawab: Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh banyak cowok yang enggak PD karena merasa penisnya kurang panjang. Ukuran penis seorang cowok dapat disejajarkan dengan ukuran payudara pada wanita, biasanya proporsional dengan tinggi dan postur tubuhnya. Ada sebuah survey yang mengatakan bahwa walaupun ukuran penis seringkali tidak proporsional dengan tinggi badan, namun penis selalu proporsional dengan telapak tangan pemiliknya. Rata-rata pria Indonesia memiliki ukuran penis 12 cm dalam keadaan ereksi, dan 5 cm saat istirahat alias nggak sedang ereksi. Ini hanya angka rata-rata, dan nggak menunjukkan kenormalan atau ketidaknormalan. Artinya, seorang cowok bisa saja memiliki penis 4 cm (dalam keadaan tidak ereksi) dan tetap dapat dikatakan normal, sepanjang dapat berfungsi dengan baik.

Tanya: Pada saat ereksi, penis saya miring ke sebelah kiri. Apakah hal ini normal?
Jawab: Sangat normal. Sebagian cowok memiliki penis yang dalam keadaan ereksi miring atau condong ke kiri maupun ke kanan, atau condong keatas ke arah perut. Semua ini tidak perlu dirisaukan karena tidak mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi.

Tanya: Saya khawatir saya tidak akan bisa membahagiakan istri saya kelak karena penis saya yang kecil dan pendek ini. Apa yang seharusnya saya lakukan?
Jawab: Mitos yang ada adalah makin besar penis seseorang, makin dapat ia memuaskan pasangannya. Padahal hal ini sama sekali enggak bener.  Kepuasan suami istri lebih banyak ditentukan oleh teknik atau cara berhubungan seks, bukan pada ukuran vital. Toh kedalaman vagina seorang perempuan terbatas, tidak lebih dari 9 cm. Jadi, nggak ada deh yang harus dilakukan dari sekarang.
Kesimpulannya, Sodara-sodara, tidak ada standar penis untuk dapat dianggap normal, baik ukuran panjang, besar, bentuk maupun warna. Sama seperti tubuh manusia pada umumnya: ada yang kurus tinggi, gemuk pendek, tinggi besar, demikian pula halnya dengan penis. Jadi, buat apa pusing-pusing mikirin apakah penismu termasuk kategori normal atau besar atau kecil, apalagi sampai kepikir mau memperbesarnya? Ingat, selama si doi atau si anu masih berfungsi dengan baik, nggak usah deh punya kepinginan untuk memperbaikinya, karena nanti kalo malah rusak, nggak ada yang bisa ganti lhoo… Selain itu, hal ini berkaitan erat dengan self image seseorang. Kalau dia bilang dia nggak PD karena penisnya yang menurutnya kekecilan, bengkok, miring atau warnanya terlalu pucat, hal ini lebih berkaitan dengan cara dia memandang dirinya sendiri, sehingga hal inilah yang harus lebih banyak mendapatkan perhatian dan bukan penisnya. Okay?
***Guntoro Utamadi


{ Dapatkan CD terapi gelombang otak untuk meningkatkan percaya diri , klik link di bawah ini.......} 
Sumber : www.gelombangotak.com/meningkatkan_percaya_diri.htm

Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda